[STIEKEN Blitar], Dalam mendukung dan membudayakan sejak dini jiwa wirausaha, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma Negara (STIEKEN) Blitar pada hari Sabtu (15/3) telah menyelenggarakan Seminar Kewirausahaan dengan tema “Mengatasi Problematika Pengangguran di Indonesia dengan Berwirausaha”. Seminar ini menghadirkan 3 pembicara yang berbeda diantaranya Bagus Kalimasada, S.S dari Praktisi (Pengusaha Makanan “KALIMASADA”), M. Khoirudin, SE dari kalangan pembiayaan usaha kecil menengah (Sales and Promotion Manajer Bank BNI Kediri), dan Sandi Eka Suprajang, SE., MM dari akademisi (Dosen Kewirausahaan STIEKEN Blitar). Acara seminar ini dihadiri sedikitnya 200-an peserta seminar dengan background yang berberda seperti perwakilan pelajar se Kota dan Kabupaten Blitar, dan kalangan mahasiswa yang masih aktif kuliah agar bisa menjadi transfer ilmu untuk memulai wirausaha nantinya.
Telah menjadi fenonema yang terlihat perkembangannya bahwa peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia begitu penting. Sektor UMKM nasional berperan penting dalam menyerap tenaga kerja yang besar, mengakomodasai peran masyarakat miskin dan dominan dalam struktur ekonomi. Maka tidak heran bila UMKM selalu tampil menjadi “pahlawan” bagi perekonomian Indonesia ketika ekonomi nasional berhadapan dengan badai krisis keuangan yang juga kerap menghantam ekonomi global kita. Khususnya di Jawa Timur, Sandi Eka Suprajang selaku pemateri dari kalangan akademisi mengungkapkan berbagai hal penting mengapa kita perlu mendorong tumbuhnya UMKM atau cikal bakal dari memulainya suatu usaha.
“Khususnya di Jawa Timur, Provinsi ini merupakan provinsi yang potensial sekali dan strategis untuk pengembangan UMKM. Hal itu dikarenakan Jawa timur merupakan Pintu gerbang pergerakan barang & Jasa ke kawasan Timur Indonesia, Tanjung Perak merupakan pelabuhan utama kegiatan ekspor dan impor”, jelasnya.
Lebih lanjut pemateri 1 Sandi secara runtut menjelaskan bahwa struktur ekonomi Indonesia masih jauh dari target pemerataan UMKM, Keinginan untuk berwirausaha dari masyarakat Indonesia masih minim. Hal ini terlihat dari prosentase masyarakat usaha yang kurang dari 2 % yang merupakan indikator suatu negara makmur. Hal ini nantinya akan dapat menekan pengangguran karena akan ada peluang usaha baru dan pekerjaan baru yang ada.
Ilmu dan mungkin pengalaman yang tidak kalah menariknya disampaikan oleh pemateri seminar yang kedua yakni Bagus Kalimasada, beliau kini sebagai praktisi/Pelaku usaha kecil menengah yang sudah cukup sukses berkarya di Blitar Raya khususnya dengan produk andalannya berbagai macam cookies. Bagus beranggapan bahwa berwirausaha itu harus dimulai dan dijalankan dengan tekun karena pastilah akan menemui jalan terjal/tantangan/hambatan yang mungkin dan pasti terjadi. Dengan tekun dan sabar melewati itu semua maka akan tercipta pribadi wirausahawan yang mandiri, ulet, dinamis, dan peka akan perkembangan bisnis yang terjadi. Bagus juga menceritakan selama dia menjadi pengusaha mulai awal aset hanya pas-pas an sampai dengan omzet yang fantastis sekarang mencapai 50 juta per bulan. Untuk ukuran UMKM hitungan ini cukup menggembirakan bagi pelaku usaha dan konsisten di angka itu atau bahkan meningkat. Sampai-sampai disampaikan oleh Bagus bahwa istrinya memutuskan untuk berhenti dari PNS agar bisa menggeluti usaha ini dengan serius. Untuk itu, Bagus berpesan bahwa usaha itu sebaiknya memang dimulai dari sekarang. Lebih lebih sejak dini, masih usia muda. Mau usaha apa aja yang penting perencanaan matang, lakukan. Mahasiswa/pelajar yang masih muda mempunyai potensi besar untuk memulai berwirausaha karena masih enerjik dan mempunyai pemikiran yang briliant.
Sektor usaha, lebih-lebih UMKM untuk pertumbuhan usahanya, sebaiknya memang harus melakukan inovasi dna diversifikasi produk. Biasanya untuk melakukan itu, apalagi ekspansi, sektor usaha pastilah membutuhkan modal lebih. Pemerintah dalam kesempatan ini, baru baru ini mempunyai andil besar dalam menstimulus wirausahawan. Diantaranya dengan program pinjaman modal bunga ringan. Pemateri 3 M. Khoirudin selaku pihak perbankan dari Bank BNI Kediri menyatakan bahwa ada program modal Wirausaha/UMKM dari pemerintah untuk pengembangan usaha, salah satunya apa yang disebut dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Khoirudin menjelaskan bahwa dengan adanya KUR ini masyarakat bisa mendapatkan fasilitas kredit dengan bunga ringan dan syarat yang tidak terlalu ribet, dan juga yang paling menggebirakan adalah tanpa agunan. Jadi level masyarakat usaha kecil pun bisa menjangkau kredit murah untuk permodalan ini dengan baik, asalkan mempunyai track record dan perilaku dengan perbankan yang baik, usaha yang prospektif, dan inovatif. Dengan adanya kredit ini, maka stimulus yang diberikan kepada dunia usaha tinggal dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Dengan adanya seminar yang diselenggarakan di aula utama lantai 2 di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma Negara (STIEKEN) Blitar ini, diharapkan para peserta yang kebanyakan dari usia muda, bisa dikenalkan yang nama nya Wirausaha dan bisa berfikir kira-kira potensi usaha yang bisa dijalankan apa. Hal ini akan mendorong para usia muda untuk mencoba memulai usaha sejak dini dan nantinya akan dapat menekan angka pengangguran yang menjadi momok dan masalah negara ini. Dengan adanya budaya wirausaha dikalangan pemuda, maka akan memunculkan figur mandiri, inovatif, selalu berkembang, dan yang paling penting tidak bergantung pada pekerjaan menjadi pegawai, karyawan, dsb.(hnf).
Klik disini untuk melihat Galeri Foto Seminar diatas
You must be logged in to post a comment.