29 September ditetapkan sebagai Hari Sarjana Nasional. Hari Sarjana Nasional dirayakan sebagai cara untuk menghormati perjuangan orang-orang yang berhasil mendapatkan gelar sarjana. Selain itu karena para sarjana dianggap sebagai salah satu faktor penentu kemajuan bangsa. Para sarjana juga dianggap sebagai aset negara yang diharapkan mampu membantu membangun bangsa.
Hari Sarjana Nasional pertama kali dirayakan pada 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sejak saat itu, peringatan ini menjadi rutin dilakukan setiap tahunnya. Namun, mengapa tanggal 29 September dipilih sebagai Hari Sarjana Nasional? Ternyata, ada alasan khusus di baliknya.
Hari Sarjana Nasional dirayakan karena para sarjana dianggap sebagai salah satu aset penentu kemajuan bangsa karena mereka dianggap memiliki kemampuan untuk memberi sumbangsih bagi pembangunan negara, pendidikan, dan masyarakat secara umum, serta memiliki ilmu yang dapat mengharumkan nama bangsanya ke tingkat dunia.
Sosrokartono adalah orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar sarjana. Orang ini adalah kakak kandung Raden Ajeng Kartini. Dalam rangka politik balas budi pemerintah Belanda pada tahun 1897, Kartono memiliki kesempatan yang luar biasa untuk belajar di Negeri Belanda. Kartono mampu lulus jurusan Teknik Sipil di Polytechnische School dalam waktu dua tahun saja. Selain itu, menurut sejarah, Kartono adalah orang akademis yang haus pengetahuan, sehingga sambil belajar teknik sipil Sosrokartono telah mampu menguasai 17 bahasa asing.
Peringatan ini juga bertujuan untuk mengakui kerja keras para sarjana yang telah membantu pembangunan dan kemajuan bangsa. Diharapkan bahwa sarjana akan menjadi agen perubahan yang mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Memiliki gelar sarjana dianggap menunjukkan seseorang memiliki kemampuan dan kualifikasi yang diperlukan untuk bekerja di berbagai bidang pekerjaan. Gelar sarjana hanyalah awal dari perjalanan pembelajaran seumur hidup.
You must be logged in to post a comment.